PESONA DI BALIK CERITA
Oleh: Ibrahim MS
Pengantar Editor buku Kisah Perjalanan Mahasiswa Peserta Kampung Riset 2013 di Dusun Besar (buku 1) dan Pulau Pelapis (buku 2)
Ekperience
is the Best Teacher. Begitulah
pepatah yang menempatkan peran pengalaman sebagai sebuah pengajaran yang baik.
Pengalaman sesungguhnya bisa menjadi pelajaran yang berharga dalam hidup
seseorang. Pengalaman adalah guru terbaik yang mengajarkan berbagai cara hidup.
Karena itu, setiap kita penting untuk belajar dari pengalaman. Hanya orang yang
mau belajar dari pengalamanlah yang akan
mampu menapaki kehidupan hari esoknya menjadi lebih baik dan berhasil.
Bicara pengalaman, sesungguhnya setiap orang memilikinya, apapun
dan seperti apapun bentuknya. Karena perjalanan hidup dalam sejarah kita
sendiri sesungguhnya adalah sekumpulan dari pengalaman-pengalaman yang berharga
itu. Bukankah kita selalu mengatakan bahwa hebatnya seseorang karena ia
berpengalaman. Mahirnya seorang guru dalam mengajar karena ia berpengalaman
sebagai guru. Manjurnya resep seorang dokter karena ia sudah berpengalaman
dalam profesi kedokterannya. Hebatnya para petani dalam mengolah lahan pertanian
hingga memperoleh hasil panennya yang melimpah, pandainya para nelayan dalam
menangkap ikan di tengah hempasan gelombang laut, dan sebagainya, itu semua
adalah karena pengalaman.
Singkatnya, pengalamanlah yang memberikan pengajaran dalam hidup
kita. Dengan senantiasa belajar dengan pengalaman, setiap kita bisa
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Karena itu pengalaman tidak bergantung pada status seseorang. Pengalaman bukan
milik satu orang. Pengalaman adalah milik kita semua. Setiap kita, pada
dasarnya punya pengalaman dalam hidup, dan karenanya setiap kita juga bisa
belajar dari pengalaman hidupnya masing-masing.
Persoalan berikutnya adalah, adakah kita semua sudah memberikan
penghargaan yang tinggi terhadap pengalaman hidup yang kita lalui? Adakah kita
sadar bahwa sejarah hidup kita sesungguhnya adalah pengalaman yang berguna dan
mengajarkan banyak hal? Atau, sudahkah kita berani dan mau berbagi pengalaman
tentang sesuatu dalam hidup kita?
Seorang misionaris Belanda yang bernama Van Hulten pernah
bertugas di pedalaman Kapuas Hulu, tepatnya di daerah Sejiram dan Semitau
selama belasan tahun lamanya. Apapun yang ia lihat, ia dengar, ia amati dan ia
lakukan selama menjalankan misi itu ditulisnya dengan baik dalam sebuah karya
yang berjudul “Hidupku diantara Masyarakat Dayak”. Pada saat itu, mungkin
tulisan tersebut adalah dokumantasi yang biasa-biasa saja, sebagai sebuah
catatan terhadap pengalaman pribadi. Akan tetapi hari ini, untuk generasi
berikutnya, karya tersebut menjadi monumental, sebab menjadi bahan rujukan dan
pelajaran bagi siapapun yang ingin mengkaji masyarakat Dayak, terutama kolonialisme
Belanda masa itu.
Dokumentasi pengalaman yang luar biasa juga pernah ditulis oleh
seorang dokter botani dari Belanda yang melakukan perjalanan ekpedisi dari
Pontianak hingga ke Samarinda. Itulah dia dr. Anton Nieuwenhuis yang menulis
sebuah buku “Di Pedalaman Borneo” (intermost of borneo), sebuah catatan perjalanan pribadi yang
didokumentasikan dan menjadi karya monumental. Sebab pengalamanya menjadi
rujukan banyak ahli dalam mengkaji borneo dan masyarakatnya pasca ekspedisi
tersebut.
Melalui dua karya itu (van Hulten dan Nieuwenhuis), kita melihat
bahwa apa yang mereka tulis sesungguhnya sangat sederhana, hanya cerita
mengenai pengalaman hidup mereka sehari-hari, termasuk dokumentasi-dokumentasi
perjalanan dan pengamatan yang mereka jalankan. Cerita itu, menjadi informasi yang penting bagi siapapun
yang ingin mengkaji mengenai masyarakat borneo hari ini. Jika pada saat itu
(dugaan saya) mungkin tidak banyak orang yang menganggap penting dan
berharganya pengalaman hidup yang mereka tulis. Akan tetapi kenyataan hari ini,
hanya melalui tulisan-tulisan seperti itulah kita bisa belajar dan memahami
kehidupan masyarakat Dayak ketika itu, kebiasaan mereka dan cara membangun komunikasi dan interaksi dengan mereka.
***
Sebagai
“guru yang baik”, pengalaman perlu didokumentasikan. Pengalaman yang baik dan
berharga bukan saja penting untuk generasi kita, akan tetapi mungkin bagi
generasi setelah kita layaknya karya Hulten dan Nieuwenhuis itu. Atau paling
tidak, dokumentasi pengalaman dalam bentuk tulisan misalnya bisa menjadi
kenangan dan dokumentasi sejarah diri (self history documen), yang bukan
saja untuk dipelajari, melainkan bisa membuat kita tertawa atau bahkan
bernostalgia dengan pengalaman masa lalu.
Apapun bentuknya, penting untuk kita selalu mendokumentasikan
pengalaman hidup yang kita lalui. Kita perlu menulisnya, untuk kemudian menjadi
pengajaran dan dokumen sejarah diri. Melaluinya kita dapat belajar, dan
dengannya kita menjadi terhibur. Karena
dengan menulisnya kita dapat menghadirkan pengalaman masa lalu sebagai sebuah
cerita hidup hari ini. Pengalaman yang ditulis hari ini akan menjadi cerita
hidup bagi pembaca hari esok. Karena sesungguhnya cerita yang ditulis hari ini
senantiasa membawa pelajaran yang mempesona bagi pembaca hari esok. Begitukan
realitasnya...?
***
Lahirnya
buku Pesona di Balik Cerita, merupakan sebuah inspirasi dari makna
penting sebuah pengalaman sebagai is the best teacher itu. Meski jauh
dari karya monumental (sebagaimana Van Hulten dan Nieuwenhuis), Pesona di
Balik Cerita menjadi karya penting yang menceritakan tentang pengalaman dan
perasaan tentang suatu masyarakat, alam dan keindahannya.
Pesona di Balik Cerita
merupakan sebuah karya popular yang berisikan sekumpulan tulisan mahasiswa
peserta program Kampung Riset IAIN Pontianak tahun 2013. Sekumpulan tulisan
yang mengisahkan pengalaman, hasil pengamatan dan bahkan perasaan para peserta
dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sosial yang mereka
hadapi.
Pesona di Balik Cerita
memberikan gambaran adanya berbagai pengalaman menarik yang disaksikan dan
dirasakan oleh para mahasiswa selama di lapangan. Sebuah gambaran mengenai
keramahan masyarakat, indahnya panorama alam kepulauan, melimpahnya sumber daya
alam, serta realitas masyarakatnya
menjadikan satu Pesona di balik Cerita perjalanan para mahasiswa
peserta program Kampung Riset 2013.
***
Sebagai sebuah karya populer yang dihasilkan dari program Kampung
Riset, Pesona di Balik Cerita disusun dalam dua bagian. Bagian pertama (part
1) berisikan kisah perjalanan dan pengalaman mahasiswa peserta program Kampung
Riset di Desa Dusun Besar Kecamatan Pulau Maya, yang terdiri dari 2 kelompok
(12 mahasiswa). Sementara bagian kedua (part 2) berisikan kisah perjalanan
dan pengalaman mahasiswa peserta program Kampung Riset di Desa Pelapis
Kecamatan Kepulauan Karimata yang terdiri 3 kelompok (15 mahasiswa).
Sebagai sebuah kumpulan tulisan kisah perjalanan (karya populer)
pula, ada banyak hal yang menarik yang ditampilkan dalam setiap tulisan, dari
aspek apapun yang diceritakan. Oleh karena itu, adalah sangat menarik dibaca
satu persatu dari setiap tulisan yang ditampilkan dalam karya ini. Sebab,
masing-masing penulis mampu menampilkan gaya (style) tersendiri dan khas
dalam menggambarkan pengalaman, hasil pengamatan dan bahkan perasaan mengenai
tema masing-masing.
Bagi mahasiswa peserta program Kampung Riset tahun 2013, secara
pribadi saya sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas kesungguhannya.
Saya berbangga hati dengan keseriusan yang ditunjukkan para peserta sejak
pelaksanaan riset di lapangan hingga penulisan laporan (individu dan kelompok).
Sebagai penanggung jawab program riset, saya merasakan sebuah dukungan dan
partisipasi yang sangat baik sepanjang pelaksanaan program ini. Setidaknya dari
sisi kuantitas kerja, saya bisa mengatakan bahwa program ini sukses.
Dari sisi kualitas kerja, terutama hasil riset dan penulisannya,
sanjungan juga patut disematkan ke pundak para peserta. Setidaknya ada pengalaman,
pengembangan wawasan dan peningkatan pengetahuan yang mereka dapati melalui
program ini. Itu terbukti dengan apa yang mereka laporkan dan mereka tulis,
baik kelompok (yang bersifat akademis-ilmiah) maupun individu (yang
bersifat populer).
Karena itu, dengan segala kekurangannya, tulisan dalam karya ini
layak dibaca oleh siapapun yang menyadari akan pentingnya pengalaman sebagai
guru yang terbaik (experience is the best teacher).
Akhirnya, ucapan selamat pantas disematkan kepada para mahasiswa yang
telah mampu menghasilkan tulisan untuk kisah perjalanannya dalam program
Kampung Riset tahun 2013 ini. Semoga ini menjadi awal untuk hadirnya karya-karya
tulisan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar