Sabtu, 24 Oktober 2009

Seri buku: Hidup & Komunikasi

DINAMIKA HIDUP & KOMUNIKASI

Hidup dan Komunikasi itu laksana aliran air di sungai
Dimana setiap kali melintasi, adalah air yang baru
Meskipun pada tempat lintasan yang sama
(Dedy Mulyana, 2001)


Hidup dan Komunikasi
Hidup itu dinamis. Setiap saat orang akan dihadapkan dengan berbagai situasi dan kondisi dalam hidupnya yang senantiasa berubah. Ada orang yang hari ini merasakan kebahagiaan dalam hidupnya setelah beberapa hari yang lalu mengalami musibah dan kekecewaan. Ada orang yang jatuh miskin setelah usahanya bangkrut setahun lalu. Realitas hidup yang dinamis dan selalu berubah itu layaknya perkembangan fisik dan mental seorang anak manusia dari bayi hingga menjadi dewasa, dari tidak mengerti apa-apa hingga menjadi seorang ilmuan dan sebagainya. Bahkan tidak jarang dinamika hidup itu layaknya sebuah roda kehidupan yang setiap orang akan bergantian menempati posisi yang berbeda dalam sejarah hidupnya. Meski berbeda dengan perputaran roda yang hanya akan menempati posisi yang sama dalam setiap lingkaran. Komunikasi senantiasa berubah, berputar dan berproses tanpa henti. Roda pasti berputar kata pepatah memberikan makna bahwa manusia senantiasa mengalami pengalaman hidup yang berubah-ubah.
Sebagaimana hidup yang sangat dinamis, komunikasi juga berlangsung dalam dinamikanya tersendiri. Bahkan tidak ada komunikasi yang terjadi bak hujan yang begitu saja jatuh dari langit, atau lemparan batu. Komunikasi terjadi dalam proses yang dinamis, layaknya dinamika sebuah kehidupan. Inilah yang selalu penulis contohkan kepada mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam, bahwa seseorang menolak diajak mendugem, bukan semata-mata karena ia tidak mau melakukan perbuatan itu, melainkan karena ia sudah kapok dengan pengalaman mendugemnya 5 tahun yang lalu, yang hampir membinasakan jiwanya.
Dinamika hidup dan komunikasi juga dapat digambarkan dalam sejarah hidup manusia dan hubungan sosialnya. Tidak selamanya hubungan sosial itu berlangsung dalam keakraban, melainkan ada kemungkinan suatu ketika terjadi konplik dan sebagainya. Atau dengan kata lain, hubungan sosial yang damai, penuh keakraban dan saling pengertian hari ini mungkin terbangun setelah sebelumnya bersusah payah mencairkan kebekuan dan persoalan dalam komunikasi. Begitulah sesungguhnya dinamika dalam hidup dan komunikasi. Karena itu, jangan pernah mundur dari problem hidup dan komunikasi. Berupayalah untuk membangun hidup dan komunikasi menjadi lebih baik. Biarkan pengalaman yang kurang baik dan tidak menyenangkan dalam hidup dan komunikasi menjadi pelajaran untuk membangun masa depan hidup dan komunikasi yang lebih baik. Dengan begitulah kehidupan ini akan terasa nikmat, komunikasi akan terasa penting dalam membangun hubungan sosial dan kehidupan manusia.
Semakin banyak pengalaman yang dilalui sesorang dalam hidupnya, semakin cerdaslah dia dalam menghadapi hidup dan problematika yang dihadapinya. Pengalaman-pengalaman itulah yang akhirnya membantu seseorang meraih kebahagiaan dalam hidupnya. Begitupun dalam komunikasi, hanya orang yang mempunyai pengalaman yang banyak dalam hubungan sosial-lah yang akan mampu membangun komunikasi yang baik dan efektif itu. Selain pengetahuan (frame of reference) pengalaman-lah yang mengajarkan setiap orang membangun relasi dan hubungan yang baik antar sesama. Bahkan pengalaman (frame of ekperience) itulah yang membimbing komunikasi manusia dalam hidupnya. Pengalamanlah yang mengajarkan bagaimana seharusnya manusia bersikap dan bertindak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Dinamika hidup dan komunikasi sebagaimana di atas sesungguhnya dialami oleh banyak orang, terutama mereka yang saat ini tergolong sukses hidupnya, baik dari sisi ekonomi, karier, politik dan sebagainya. Kebanyakan mereka yang ”sukses” hidupnya hari ini bukanlah didapat dengan mudah, melainkan berbagai rintangan, hambatan dan mungkin juga kegagalan yang dilaluinya. Karena itu belajarlah tentang pengalaman gagal mereka, rintangan dan hambatan yang dihadapinya sehingga mereka mampu bangkit dan meraih kesuksesan. Pengalaman gagal inilah sebenarnya yang menarik untuk dikaji guna melihat kesuksesan yang didapatkan oleh seseorang hari ini.

Komunikasi melibatkan Kemampuan dan Kemauan
Berkomunikasi yang baik memang memerlukan keterampilan dan latihan. Atau mungkin juga melalui bentukan pengalaman yang memadai dalam hubungan sosial. Dengan kata lain, hubungan sosial yang baik baru dapat dibangun jika seseorang itu memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Kemampuan membangun komunikasi yang baik akan menentukan tingkatan hubungan sosial yang baik pula dalam hubungan manusia. Kemampuan komunikasi yang baik antar manusia akan melahirkan relasi sosial yang harmonis dan saling merasa manfaatnya. Inilah yang melahirkan ilmu komunikasi dalam berbagai bidang kehidupan manusia seperti komunikasi politik dalam bidang politik; komunikasi bisnis dalam bidang ekonomi dan bisnis; komunikasi sosial antarbudaya dalam bidang sosial budaya dan sebagainya.
Semua orang sepakat bahwa kemampuan berkomunikasi yang baik itu sangat penting, karena ia akan sangat menentukan dalam membangun hubungan sosial yang baik dan kebersamaan dalam relasi sosial kehidupan manusia. Akan tetapi ada yang luput dari perhatian banyak orang bahwa selain kemampuan, sebuah komunikasi yang baik juga memerlukan kemauan yang tulus dari seseorang untuk melakukannya. Ini bermakna bahwa mungkin saja seseorang memiliki kemampuan (pengetahuan dan pengalaman) yang memadai untuk membangun hubungan sosial yang baik, akan tetapi dia tidak punya kemauan untuk melakukan itu.
Sebaliknya, banyak orang yang punya kemauan untuk membangun hubungan sosial dan komunikasi yang baik, akan tetapi keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang membuatnya tidak punya kemampuan untuk mewujudkan kemauannya itu. Dan kelompok inilah yang paling dominan dalam kehidupan manusia. Karena itu kemampuan dan kemauan mesti dimiliki oleh setiap orang dalam membangun komunikasi dan hubungan sosial yang baik. Hanya dengan kemauan tentu saja tidak cukup untuk membangun sebuah hubungan sosial dan komunikasi yang baik, meskipun bekal kemauan sangat penting untuk memperbaiki kemampuan komunikasi. Sebaliknya kemampuan komunikasi yang baik juga belum tentu dapat membangun hubungan sosial yang baik dan harmonis jika tidak didukung oleh adanya kemauan mewujudkan hubungan yang baik tersebut. Ini juga merupakan realitas hidup dan komunikasi yang dinamis itu.

Konplik sebagai satu bentuk Komunikasi
Umumnya orang menganggap bahwa konplik terjadi disebabkan ketidakmampuan mewujudkan apa yang menjadi harapan bersama. Atau karena ada sebagian pihak yang merasa dirugikan dari proses komunikasi yang berlangsung. Dalam bentuk sederhana, konplik tersebut terjadi dalam bentuk ketidak-pahaman, ketidak-saling pengertian antara partisipan mengenai apa yang dikomunikasikan. Inilah yang memunculkan apa yang diistilahkan dalam komunikasi sebagai miscomunication, misunderstanding dan semacamnya.
Di lain pihak, seringkali konplik itu sengaja dibangun sebagai bagian dari strategi komunikasi. Ini dapat dilihat dalam berbagai kasus politik, termasuk politik negosiasi dan propaganda. Komunikasi bentuk inilah yang melahirkan propaganda komunikasi, atau komunikasi adu domba, dan semacamnya. Inilah yang jarang dipahami oleh kebanyakan orang sebagai bentuk komunikasi itu sendiri.
Sebagai sebuah strategi komunikasi, konplik dibangun bukanlah untuk tujuan akhir komunikasi, melainkan hanya sebagai strategi antara yang digunakan untuk mewujudkan harapan dan tujuan lebih lanjut. Dengan kata lain, konplik sebagai strategi komunikasi dibangun hanyalah untuk tahapan mencapai tujuan dan harapan yang lebih besar, yakni keberhasilan komunikasi. Akan tetapi mesti diingat bahwa menjadikan konplik sebagai strategi komunikasi bukanlah pilihan yang mudah dan tanpa resiko. Pilihan tersebut sangat sulit dan memiliki banyak resiko. Karena itu pertimbangkan dengan baik segala sesuatunya yang mesti disiapkan untuk mengawal proses komunikasi dari konplik menjadi keharmonisan dan kesepahaman. Dengan kata lain, konplik sebagai strategi komunikasi perlu dikelola dengan baik dan sadar untuk mencapai tujuan komunikasi yang lebih besar. Inilah salah satu alasan yang melahirkan kajian ”managemen konplik” dalam komunikasi.
Mungkinkah konplik dapat diperbaiki menjadi hubungan yang baik dan harmonis dalam komunikasi sosial kita? Jawabannya bisa iya dan juga bisa tidak.
Jawaban iya, apabila adanya kemampuan dan kemauan untuk merubah konplik menjadi keharmonisan. Apalagi jika konplik itu sengaja dibangun untuk sebuah taktik dan strategi komunikasi. Hanya saja prosesnya perlu dikawal dengan baik, dikelola dengan benar, untuk selanjutnya dicairkan menjadi hubungan sosial yang baik dan harmonis. Jika strategi ”konplik” (managemen konplik) dijalankan dengan baik dan berhasil, biasanya akan melahirkan satu hubungan sosial, kesepahaman dan saling pengertian yang sangat kuat diantara partisipan. Hal ini disebabkan adanya proses yang dilalui bersama sehingga memunculkan kesadaran diri masing-masing partisipan untuk mewujudkan keharmonisan dalam hubungan sosial dan komunikasi bersama.
Jawaban tidak, jika konplik yang mestinya sebagai strategi antara berubah menjadi akhir dari proses komunikasi, atau akibat dari sebuah proses komunikasi yang dibangun. Lantas, bagaimana mengelola konplik untuk kepentingan komunikasi itu? Paling tidak beberapa petunjuk berikut mesti diperhatikan dalam menjadikan konplik sebagai suatu strategi dalam mewujudkan tujuan komunikasi yang lebih besar.
Pertama, pastikan hanya ada satu isu yang dijadikan persoalan dan konplik. Sebab dengan demikian konplik tersebut mudah dikawal dan dikelola dengan baik. Meskipun kenyataannya konplik cendrung merambah kemana-mana, melibatkan berbagai isu lainnya. Jika kecendrungan itu terjadi, maka jangan diteruskan sebagai strategi dalam komunikasi. Segeralah untuk kembali hanya kepada satu isu saja yang dipersoalkan.
Kedua, pastikan sisi kemanusiaan dan hubungan sosial lainnya tetap terjaga dan terbangun dengan baik. Dengan kata lain, untuk suatu kepentingan praktis terjadi konplik, akan tetapi hubungan sosial dan kemanusiaan tetap terbangun dengan baik dan saling pengertian. Pada langkah ini, kita dituntut untuk mampu menempatkan diri dan sikap komunikasi pada tempat yang sewajarnya. Bukan semuanya sama rata, dan semuanya menjadi persoalan dan konplik.
Ketiga, jangan menjaga jarak komunikasi yang terlampau jauh, atau membiarkan konplik berlangsung dalam waktu yang panjang (lama). Bangunlah terus komunikasi. Jadikan konplik sebagai alasan membangun komunikasi yang lebih erat, intensif dan semakin tak berjarak. Begitulah sampai hubungan yang beku dan konplik berubah menjadi cair dan hubungan yang harmonis.
Keempat, jangan biarkan pihak-pihak lain mencampuri proses komunikasi dan konplik yang sedang dibangun. Sebab itu akan memperkeruh suasana dan akan merusak strategi yang sudah direncanakan.
Kelima, persiapkan diri dengan kesabaran yang tinggi, sebab strategi komunikasi dalam bentuk ini terkadang memerlukan proses yang panjang dan lama. Bahkan terkadang sangat sulit, sebab selain memerlukan kesabaran, juga diperlukan kecerdasan dan kebijaksanaan dalam mengambil sikap dalam komunikasi ini. Sebab, hidup dan komunikasi itu adalah dinamis. Karena alasan itulah apapun masih mungkin terjadi, termasuk konplik dan komunikasi itu sendiri. Wallahu a`lamu bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar