PELATIHAN KREATIVITAS PENELITIAN MAHASISWA[1]
Oleh: Dr.
Ibrahim MS, M.A[2]
PENDAHULUAN
Penelitian adalah mahkota pengembangan ilmu pengetahuan
ilmiah. Dan meneliti merupakan pekerjaan akademis dalam rangka menemukan dan
mengembangkan pengetahuan ilmiah itu. Karena itu, aktivitas penelitian menjadi
bagian penting dalam sebuah institusi pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah,
dalam hal ini perguruan tinggi. Artinya bahwa, pengembangan ilmu pengetahuan
itu sesungguhnya tidak mungkin mengabaikan apa yang disebut dengan penelitian
ilmiah. Bahkan dengan dan melalui penelitian-penelitian itulah sebuah ilmu
pengetahuan dihasilkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Pentingnya arti penelitian bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, apalagi di tingkat institusi perguruan tinggi mengharuskan
setiap individu di dalamnya dapat memahami dan menguasai ilmu penelitian itu.
Keharusan ini tidak saja pada para pengajar (dosen), melainkan juga mahasiswa
sebagai anggota terbesar dari civitas akademika sebuah perguruan tinggi, yang
diwujudkan dalam bentuk kewajiban menulis skripsi.
Dengan dan melalui penelitian itulah sebuah
pengetahuan teoritis tidak lagi berkutat semata-mata sebagai pengetahuan
kognitif (wacana belaka), melainkan juga dapat diaflikasikan sebagai
pengetahuan yang bersifat fungsional dan praktis (social kemasyarakatan).
Sebaliknya dengan dan melalui penelitian pula, pengalaman praktis (fungsional,
lapangan dan terbatas) dapat menjadi wawasan yang bersifat ilmu pengetahuan
yang diterima secara umum sebagai kenyataan ilmiah.
Pada prinsipnya, menyadari akan pentingnya
makna dan fungsi penelitian akan memunculkan sikap yang sadar dan peduli akan perlunya
ilmu meneliti. Apa itu penelitian, dan bagaimana cara kerja melakukan
penelitian yang baik dan benar itu. Adakah meneliti itu pekerjaan yang susah
atau gampang. Inilah yang selanjutnya dikenal dengan metodologi penelitian.
MENELITI ITU SUSAH-SUSAH GAMPANG
Apakah meneliti itu sebuah pekerjaan yang susah? Ataukah
sesungguhnya penelitian itu adalah pekerjaan yang gampang atau mudah? Dua
pertanyaan ini seringkali menjadi persoalan utama dalam memulai suatu
penelitian. Karenanya juga ada dua kemungkinan jawaban yang dapat diberikan
terhadap pernyataan bahwa meneliti itu susah-susah gampang. Mengapa susah-susah
gampang…? Berikut penjelasan dari kedua kemungkinan tersebut; meneliti, susah –
gampang.
1.
Meneliti
itu Susah
Meneliti menjadi sebuah pekerjaan yang susah, bahkan
sangat susah jika tidak didasari pada pengetahuan yang baik dan memadai
mengenai cara kerja meneliti. Dalam hal ini, ada banyak hal yang harus dipahami
dan dikuasai oleh seseorang untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan mendapatkan
hasil penelitian yang berwibawa, diantaranya;
Pertama, penelitian yang baik mesti dimulai dengan
pemahaman yang baik dan benar mengenai substansi apa yang mau diteliti. Inilah
yang diwakili dengan pertanyaan what
dalam penelitian. Jika penelitian itu bermakna mencari (search) atau mencari dan mencari (re-search), maka hal yang utama dan pertama harus jelas bagi
peneliti adalah tentang apa yang mau dicari (di research)?
Untuk menemukan apa yang mau dicari
sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab peneliti harus mampu memahami
secara baik persoalan yang dihadapi. Masalah apa sesungguhnya yang terjadi, apa
penyebabnya, dan berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Artinya bahwa, untuk
menentukan what dalam penelitian,
seorang peneliti mesti mampu menemukan dan merumuskan satu aspek utama
(penting) dari sebuah persoalan yang ada. Aspek inilah yang disebut dengan fokus
pada penelitian kualitatif, atau variabel untuk penelitian kuantitatif.
Keliru dalam menentukan fokus atau variabel
dalam sebuah penelitian, akan menyebabkan kelirunya kerja-kerja menemukan
jawaban atau hasil dari suatu penelitian. Kesalahan dalam memilih fokus atau
variabel akan berakibat pada kekeliruan dalam keseluruhan kerja-kerja
penelitian. Karenanya, bagian ini diperlukan pengetahun yang baik dan memadai
dengan ilmu meneliti.
Kedua, penelitian yang baik dan berwibawa bukan
saja bicara soal hasil yang disuguhkan dalam bentuk pernyataan ilmiah,
melainkan juga melandasi diri pada prosedur kerja yang jelas dan terpercaya
yang disebut dengan metodologi. Bukankah sebuah kebenaran sangat bergantung
terhadap konteksnya? Jika pernyataan ilmiah sebagai hasil penelitian adalah
kebenaran, maka prosedur kerja (metodologi) penelitian itulah konteksnya.
Dengan begitu maka, menguasai metodologi tidak kalah pentingnya dengan memahami
substansi apa (what) yang mau
diteliti. Lagi-lagi, untuk menjadi peneliti yang berwibawa mesti memahami dan
menguasai ilmu meneliti (metodologi) yang baik dan benar pula.
2.
Meneliti
itu Gampang
Pada sebagian orang, meneliti itu bukanlah pekerjaan yang
susah-susah amat. Jika memahami ilmunya,
meneliti itu sesungguhnya adalah pekerjaan yang mudah. Untuk pendapat yang satu
ini, meneliti layaknya pekerjaan kita sehari-hari. Dimana ketika perut lapar,
kita akan berpikir untuk makan, mencari apa yang bisa dimakan, dimana ada
makanan, bagaimana cara mendapatkan makanan, dan mengolahnya hingga siap
dimakan. Berapa banyak kebutuhan untuk dimakan, dan bagaimana cara menyajikan
makanan hingga perut yang tadinya lapar menjadi kenyang (tidak lagi lapar).
Sebagaimana prosedur makan di atas, meneliti itu juga
sama pada prinsipnya, yakni mencari tahu terhadap beberapa persoalan dalam
penelitian; apa persoalannya, mengapa persoalan itu muncul, bagaimana menemukan
persoalan itu, dan bagaimana menjawab persoalan tersebut. Sebagaimana makan,
penelitian juga tidak serta merta menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian.
Tetapi mesti melalui prosedur yang tepat dan rasional. Prosedur kerja yang
sistematis dan terpercaya. Itulah prosedur (metodologi) penelitian.
Meneliti itu gampang karena ia bukanlah
pekerjaan teoritis, melainkan pekerjaan praktis. Dalam konteks penelitian yang
benar (apalagi untuk penelitian kualitatif), teori hanya berperan untuk
membantu dalam proses kerja dan menemukan jawaban dari sebuah penelitian. Akan
tetapi dengan memahami teori, tentu akan semakin memudahkan kita dalam
menjalankan penelitian di lapangan.
MENELITI, APA..?
Bagian utama yang harus dipahami oleh seorang peneliti
adalah persoalan apa yang mau diteliti (what).
Memahami apa yang mau diteliti akan membawa seorang peneliti pada kejelasan mengenai
apa yang hendak dicari (di-research).
Informasi apa yang mesti digali di lapangan. Dari sinilah seorang peneliti
dapat menentukan langkah kerja apa yang akan dijalankan selama dan dalam proses
penelitian.
Apa yang mau diteliti, itulah yang disebut fokus dalam penelitian kualitatif, atau variabel dalam penelitian kuantitatif. Sebagai sebuah fokus, peneliti telah memiliki kejelasan arah dan substansi
kajian yang akan dilakukan. Peneliti sudah bisa
membuat sebuah pertanyaan utama penelitian yang disebut Mayor research question (MaRQ). Dari MaRQ ini, selanjutnya juga
peneliti dapat merumuskan beberapa pertanyaan spesifik sebagai penjabarannya
yang disebut dengan Minor Research Question (MiRQ).
Kejelasan mengenai MaRQ dan MiRQ inilah
sesungguhnya yang menuntun keseluruhan kerja penelitian di lapangan. Sebab,
kedua hal inilah yang dicarikan datanya di lapangan, dan kedua hal ini pulalah
yang mesti dijawab sebagai sebuah hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.
Karena itulah meneliti pada substansinya mencari jawaban terhadap persoalan
yang disebut dengan apa (what).
Bukankah ini semua merupakan ilmu meneliti (metodologi penelitian)..?
MENELITI, MENGAPA..?
Untuk memperkuat argumentasi mengenai pilihan apa (what) yang diteliti, penelitian yang
baik juga mesti mampu mengemukan sejumlah alasan
mengapa penelitian dimaksud penting dilakukan. Alasan-alasan inilah yang
dikemukakan sebagai mengapa meneliti (why).
Sebuah persoalan akan menjadi penting dan bernilai jika didasari
pada alasan-alasan yang baik dan menyakinkan,
meskipun bagi sebagian orang tidak menarik atau tidak ada persoalan.
Sebaliknya, persoalan yang besar tidak tampak nilai pentingnya untuk diteliti
jika tidak disertai dengan alasan-alasan yang baik dan menyakinkan untuk
diteliti.
Artinya bahwa, bicara penelitian, penting
bagi peneliti untuk merumuskan sejumlah alasan dan argumentasi mengapa (why) penelitian itu penting. Mengapa
persoalan tertentu dipilih untuk diteliti, yang lain tidak. Apa isu
problematiknya, atau keistimewaannya, atau keunikannya dan kekiniannya sebuah
realitas yang diteliti. Dalam konteks penelitian, argumentasi (alasan) mengapa
penelitian itu penting dilakukan itulah yang dikemas sebagai latar belakang
masalah, tujuan dan manfaat, serta signifikansi penelitian. Bukankah ini semua
juga ilmu-ilmu untuk meneliti (metodologi penelitian)..?
MENELITI, BAGAIMANA..?
Setelah jelas apa yang diteliti (what), dan mengapa perlu diteliti (why), pada akhirnya seorang peneliti akan sampai pada pekerjaan
merencanakan cara atau prosedur kerja apa yang akan ditempuh (how). Diantara prosedur kerja penelitian
yang dimaksud meliputi pilihan pendekatan dan metode yang digunakan, penentuan
data dan sumber data, penentuan teknik pengumpulan data, penentuan teknik analisis
data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
BAGAIMANA MENELITI...? sila baca panduan praktis
penelitian kualitatif dalam buku-buku metodologi penelitian, diantaranya
adalah:
Ibrahim. 2015. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
[1] Satu catatan awal
(wacana pembuka) untuk bimbingan praktis Metodologi Penelitian Kualitatif bagi
mahasiswa Ekonomi Islam, Fakultas Syari`ah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN
Pontianak, Kamis 13 Oktober 2016.
[2] Lektor Kepala
dalam Bidang Konsentrasi Komunikasi Penyiaran dan Antarbudaya, Jurusan
Komunikasi & Penyiaran Islam, Fakultas Ushuuddin, Adab dan Dakwah (FUAD)
IAIN Pontianak. Menyelesaikan pendidikan doktoral (S.3) di Universiti
Kebangsaan Malaysia (UKM) dalam kajian Komunikasi Antarbudaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar