Selasa, 25 Oktober 2016

MENELITI: APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA..?



PELATIHAN KREATIVITAS PENELITIAN MAHASISWA[1]
Oleh: Dr. Ibrahim MS, M.A[2]

PENDAHULUAN
Penelitian adalah mahkota pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah. Dan meneliti merupakan pekerjaan akademis dalam rangka menemukan dan mengembangkan pengetahuan ilmiah itu. Karena itu, aktivitas penelitian menjadi bagian penting dalam sebuah institusi pengembangan ilmu pengetahuan ilmiah, dalam hal ini perguruan tinggi. Artinya bahwa, pengembangan ilmu pengetahuan itu sesungguhnya tidak mungkin mengabaikan apa yang disebut dengan penelitian ilmiah. Bahkan dengan dan melalui penelitian-penelitian itulah sebuah ilmu pengetahuan dihasilkan dan dikembangkan secara terus menerus.
Pentingnya arti penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan, apalagi di tingkat institusi perguruan tinggi mengharuskan setiap individu di dalamnya dapat memahami dan menguasai ilmu penelitian itu. Keharusan ini tidak saja pada para pengajar (dosen), melainkan juga mahasiswa sebagai anggota terbesar dari civitas akademika sebuah perguruan tinggi, yang diwujudkan dalam bentuk kewajiban menulis skripsi.
Dengan dan melalui penelitian itulah sebuah pengetahuan teoritis tidak lagi berkutat semata-mata sebagai pengetahuan kognitif (wacana belaka), melainkan juga dapat diaflikasikan sebagai pengetahuan yang bersifat fungsional dan praktis (social kemasyarakatan). Sebaliknya dengan dan melalui penelitian pula, pengalaman praktis (fungsional, lapangan dan terbatas) dapat menjadi wawasan yang bersifat ilmu pengetahuan yang diterima secara umum sebagai kenyataan ilmiah.
Pada prinsipnya, menyadari akan pentingnya makna dan fungsi penelitian akan memunculkan sikap yang sadar dan peduli akan perlunya ilmu meneliti. Apa itu penelitian, dan bagaimana cara kerja melakukan penelitian yang baik dan benar itu. Adakah meneliti itu pekerjaan yang susah atau gampang. Inilah yang selanjutnya dikenal dengan metodologi penelitian.
 
MENELITI ITU SUSAH-SUSAH GAMPANG
Apakah meneliti itu sebuah pekerjaan yang susah? Ataukah sesungguhnya penelitian itu adalah pekerjaan yang gampang atau mudah? Dua pertanyaan ini seringkali menjadi persoalan utama dalam memulai suatu penelitian. Karenanya juga ada dua kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap pernyataan bahwa meneliti itu susah-susah gampang. Mengapa susah-susah gampang…? Berikut penjelasan dari kedua kemungkinan tersebut; meneliti, susah – gampang.
1.    Meneliti itu Susah
Meneliti menjadi sebuah pekerjaan yang susah, bahkan sangat susah jika tidak didasari pada pengetahuan yang baik dan memadai mengenai cara kerja meneliti. Dalam hal ini, ada banyak hal yang harus dipahami dan dikuasai oleh seseorang untuk dapat melakukan penelitian yang baik dan mendapatkan hasil penelitian yang berwibawa, diantaranya;
Pertama, penelitian yang baik mesti dimulai dengan pemahaman yang baik dan benar mengenai substansi apa yang mau diteliti. Inilah yang diwakili dengan pertanyaan what dalam penelitian. Jika penelitian itu bermakna mencari (search) atau mencari dan mencari (re-search), maka hal yang utama dan pertama harus jelas bagi peneliti adalah tentang apa yang mau dicari (di research)?
Untuk menemukan apa yang mau dicari sesungguhnya bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebab peneliti harus mampu memahami secara baik persoalan yang dihadapi. Masalah apa sesungguhnya yang terjadi, apa penyebabnya, dan berbagai aspek yang terkait di dalamnya. Artinya bahwa, untuk menentukan what dalam penelitian, seorang peneliti mesti mampu menemukan dan merumuskan satu aspek utama (penting) dari sebuah persoalan yang ada. Aspek inilah yang disebut dengan fokus pada penelitian kualitatif, atau variabel untuk penelitian kuantitatif.
Keliru dalam menentukan fokus atau variabel dalam sebuah penelitian, akan menyebabkan kelirunya kerja-kerja menemukan jawaban atau hasil dari suatu penelitian. Kesalahan dalam memilih fokus atau variabel akan berakibat pada kekeliruan dalam keseluruhan kerja-kerja penelitian. Karenanya, bagian ini diperlukan pengetahun yang baik dan memadai dengan ilmu meneliti.
Kedua, penelitian yang baik dan berwibawa bukan saja bicara soal hasil yang disuguhkan dalam bentuk pernyataan ilmiah, melainkan juga melandasi diri pada prosedur kerja yang jelas dan terpercaya yang disebut dengan metodologi. Bukankah sebuah kebenaran sangat bergantung terhadap konteksnya? Jika pernyataan ilmiah sebagai hasil penelitian adalah kebenaran, maka prosedur kerja (metodologi) penelitian itulah konteksnya. Dengan begitu maka, menguasai metodologi tidak kalah pentingnya dengan memahami substansi apa (what) yang mau diteliti. Lagi-lagi, untuk menjadi peneliti yang berwibawa mesti memahami dan menguasai ilmu meneliti (metodologi) yang baik dan benar pula.
2.    Meneliti itu Gampang
Pada sebagian orang, meneliti itu bukanlah pekerjaan yang susah-susah amat. Jika  memahami ilmunya, meneliti itu sesungguhnya adalah pekerjaan yang mudah. Untuk pendapat yang satu ini, meneliti layaknya pekerjaan kita sehari-hari. Dimana ketika perut lapar, kita akan berpikir untuk makan, mencari apa yang bisa dimakan, dimana ada makanan, bagaimana cara mendapatkan makanan, dan mengolahnya hingga siap dimakan. Berapa banyak kebutuhan untuk dimakan, dan bagaimana cara menyajikan makanan hingga perut yang tadinya lapar menjadi kenyang (tidak lagi lapar).
Sebagaimana prosedur makan di atas, meneliti itu juga sama pada prinsipnya, yakni mencari tahu terhadap beberapa persoalan dalam penelitian; apa persoalannya, mengapa persoalan itu muncul, bagaimana menemukan persoalan itu, dan bagaimana menjawab persoalan tersebut. Sebagaimana makan, penelitian juga tidak serta merta menemukan jawaban dari pertanyaan penelitian. Tetapi mesti melalui prosedur yang tepat dan rasional. Prosedur kerja yang sistematis dan terpercaya. Itulah prosedur (metodologi) penelitian.
Meneliti itu gampang karena ia bukanlah pekerjaan teoritis, melainkan pekerjaan praktis. Dalam konteks penelitian yang benar (apalagi untuk penelitian kualitatif), teori hanya berperan untuk membantu dalam proses kerja dan menemukan jawaban dari sebuah penelitian. Akan tetapi dengan memahami teori, tentu akan semakin memudahkan kita dalam menjalankan penelitian di lapangan.
          
MENELITI, APA..?
Bagian utama yang harus dipahami oleh seorang peneliti adalah persoalan apa yang mau diteliti (what). Memahami apa yang mau diteliti akan membawa seorang peneliti pada kejelasan mengenai apa yang hendak dicari (di-research). Informasi apa yang mesti digali di lapangan. Dari sinilah seorang peneliti dapat menentukan langkah kerja apa yang akan dijalankan selama dan dalam proses penelitian.
Apa yang mau diteliti, itulah yang disebut fokus dalam penelitian kualitatif, atau variabel dalam penelitian kuantitatif. Sebagai sebuah fokus, peneliti telah memiliki kejelasan arah dan substansi kajian yang akan dilakukan. Peneliti sudah bisa membuat sebuah pertanyaan utama penelitian yang disebut Mayor research question (MaRQ). Dari MaRQ ini, selanjutnya juga peneliti dapat merumuskan beberapa pertanyaan spesifik sebagai penjabarannya yang disebut dengan Minor Research Question (MiRQ).
Kejelasan mengenai MaRQ dan MiRQ inilah sesungguhnya yang menuntun keseluruhan kerja penelitian di lapangan. Sebab, kedua hal inilah yang dicarikan datanya di lapangan, dan kedua hal ini pulalah yang mesti dijawab sebagai sebuah hasil akhir dari penelitian yang dilakukan. Karena itulah meneliti pada substansinya mencari jawaban terhadap persoalan yang disebut dengan apa (what). Bukankah ini semua merupakan ilmu meneliti (metodologi penelitian)..?

MENELITI, MENGAPA..?
Untuk memperkuat argumentasi mengenai pilihan apa (what) yang diteliti, penelitian yang baik juga mesti mampu mengemukan sejumlah alasan mengapa penelitian dimaksud penting dilakukan. Alasan-alasan inilah yang dikemukakan sebagai mengapa meneliti (why). Sebuah persoalan akan menjadi penting dan bernilai jika didasari pada alasan-alasan yang baik dan menyakinkan, meskipun bagi sebagian orang tidak menarik atau tidak ada persoalan. Sebaliknya, persoalan yang besar tidak tampak nilai pentingnya untuk diteliti jika tidak disertai dengan alasan-alasan yang baik dan menyakinkan untuk diteliti.
Artinya bahwa, bicara penelitian, penting bagi peneliti untuk merumuskan sejumlah alasan dan argumentasi mengapa (why) penelitian itu penting. Mengapa persoalan tertentu dipilih untuk diteliti, yang lain tidak. Apa isu problematiknya, atau keistimewaannya, atau keunikannya dan kekiniannya sebuah realitas yang diteliti. Dalam konteks penelitian, argumentasi (alasan) mengapa penelitian itu penting dilakukan itulah yang dikemas sebagai latar belakang masalah, tujuan dan manfaat, serta signifikansi penelitian. Bukankah ini semua juga ilmu-ilmu untuk meneliti (metodologi penelitian)..?
    
MENELITI, BAGAIMANA..?
Setelah jelas apa yang diteliti (what), dan mengapa perlu diteliti (why), pada akhirnya seorang peneliti akan sampai pada pekerjaan merencanakan cara atau prosedur kerja apa yang akan ditempuh (how). Diantara prosedur kerja penelitian yang dimaksud meliputi pilihan pendekatan dan metode yang digunakan, penentuan data dan sumber data, penentuan teknik pengumpulan data, penentuan teknik analisis data, dan teknik pemeriksaan keabsahan data.  
BAGAIMANA MENELITI...? sila baca panduan praktis penelitian kualitatif dalam buku-buku metodologi penelitian, diantaranya adalah:
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta


[1] Satu catatan awal (wacana pembuka) untuk bimbingan praktis Metodologi Penelitian Kualitatif bagi mahasiswa Ekonomi Islam, Fakultas Syari`ah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Pontianak, Kamis 13 Oktober 2016.

[2] Lektor Kepala dalam Bidang Konsentrasi Komunikasi Penyiaran dan Antarbudaya, Jurusan Komunikasi & Penyiaran Islam, Fakultas Ushuuddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak. Menyelesaikan pendidikan doktoral (S.3) di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) dalam kajian Komunikasi Antarbudaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar