Draff buku yang disiapkan untuk menyambut tahun baru 2016, dengan edisi Cetak Januari 2016 (IAIN Press)
`Makan tal`
adalah salah satu tradisi yang masih diamalkan oleh banyak masyarakat Melayu di
Nanga Jajang. Tradisi ini dilakukan berkaitan dengan kelahiran seorang anak
bayi dalam sebuah keluarga. Tradisi ini dipercayai oleh masyarakat Melayu Nanga
Jajang sebagai berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan bayinya hingga masa
menyusui selesai. Karena itu, tradisi ini lebih identik dengan praktek menjaga
kesehatan ibu dan bayi secara tradisional. Setidaknya ada tiga jenis `makan tal` dalam tradisi budaya
masyarakat Melayu
Nanga Jajang, yakni `tal angat` (panas), `tal colap` (dingin),
dan `tal ntaradua` (sedang).
Kajian mengenai `makan tal` dalam tradisi
masyarakat Melayu Nanga Jajang memiliki
arti penting dalam rangka memahami, mempelajari dan melestarikan salah satu
kearifan lokal masyarakat dalam memelihara kesehatan ibu dan bayinya. Karena itu, perspektif
kajian ilmu
komunikasi budaya, mendapati
sedikitnya ada 7 nilai yang
terkandung dalam tradisi `makan tal`, yakni; untuk pemulihan kesehatan ibu
setelah melahirkan, untuk memperbanyak ASI, untuk kesehatan anak bayi, untuk
menjaga keseimbangan alam, bernilai ekonomis, untuk menjaga kesehatan secara
alamiah, serta untuk memelihara identitas diri dan keturunan.
Assalamualaikum pak. kebetulan saya menemukan blog bapak, dan saya termasuk salah satu mahasiswa di IAIN Pontianak. saya mendapatkan tugas untuk menyusun makalah tentang "Nilai Islam dan Budaya Lokal dalam Tradisi Makan TAL/Mauludan". di sini saya mendapatkan banyak perbedaan pengertian tentang Makan TAL dari blog-blog yang sudah saya baca sebelumnya. dari blog bapak yang sudah saya baca Makan Tal itu sendiri yakni berkaitan dengan kelahiran seorang anak bayi dalam sebuah keluarga,dan tradisi ini sangat berpengaruh bagi ibu dan bayi hingga masa menyusui selesai. Nah, saya ingin menanyakan. pertama, Tradisi Makan Tal yang seperti apa yang di lakukan oleh masyarakat di nanga jajang ? apakah seperti memberi orang lain makan atau sebagainya. yang ke2, apakah pengaruh tradisi makan Tal ini bagi kesehatan ibu dan bayi ?.ketiga, apakah tradisi ini menentang syariat islam ?. keempat, apa hubungan Makan TAL dan Mauludan ?. yang terakhir, apa yang terjadi apabila tradisi ini tidak dilaksanakan ?
BalasHapusmohon jawabannya pak, Terimakasih. hehe
Wassalam...
Keberuntungan diawali dari kerja keras dan pantang semangat
BalasHapusHadir disini untuk kalian yang membutuhkan kami
Kunjungi www,pokerayam,co
info keberuntungan lebih lanjut bbm : D8E5205A